HOME

Jumat, 08 Februari 2013

KEBAHAGIAAN MENURUT ISLAM

Banyak orang mengatakan bahwa kebahagiaan itu datangnya dari harta, dari kekuasaan, tahta dan berbagai cara pun dilakukannya untuk merebut kekuasaan tersebut. Pejabat-pejabat korupsi untuk mendapatkan materi yang berlimpah, dan orang-orang pun mau melakukan apa saja untuk naik jabatan dan mendapatkan kekuasaan sehinga ia menjadi orang berkuasa yang dapat bertindak sesuka hati. Tapi apakah itu arti kebahagiaan yang sebenarnya menurut pandangan Islam??? Jawabannya TIDAK!!
Orang sakit mengatakan bahwa kebahagiaan itu ada pada kesehatan, orang miskin menyangka bahwa kebahagiaan ada pada harta, rakyat jelata menyangka bahwa kebahagiaan itu datangnya dari kekuasaan dan banyak asumsi-asumsi lainnya. Banyak kejahatan terjadi dimana-mana hanya untuk mendapatkan kebahagiaan duniawi. Tapi apakah itu juga arti kebahagiaan sebenarnya dalam Islam?? Jawabannya juga TIDAK.
Semua orang ingin bahagia, Tapi sedikit yang berusaha melakukan hal untuk menciptakan kebahagiaan itu. Dengan kata lain, sedikit sekali yang menyentuh kunci untuk bahagia itu. Seperti pepatah mengatakan “Kesuksesan yang kau ingini, Namun usahamu tak berarti sedikit pun. Sungguh perahu itu tak mungkin berlabuh dipermukaan tanah kering”
Jadi apa jawaban sebenarnya tentang kebahagiaan menurut pandangan Islam itu?? Sangat gampang sekali jawabannya. Kesejahteraan dan kebahagiaan itu merujuk pada keyakinan diri akan hakikat mutlak yang dicari-cari. Yaitu keyakinan akan hak Ta’ala dan semua amalan yang dikrjakan oleh diri berdasarkan keyakinan itu dengan hati nurani dan batin yang bersih. Jadi kebahagiaan itu bukan suatu hal yang merujuk pada jasmani dan badaniah dan bukan juga sebuah khayalan. Sebanarnya kebahagiaan itu bersifat kondisional. Jika kita sedang jaya dan sukses, barulah kebahagiaan itu datang. Tapi jika kita bangkrut dan jatuh miskin, maka kebahagiaan itu akan hilang. Dari sini saja dapat dilihat bahwa kebagaiaan yang seperti itu hanya bersifat sesaat saja tergantung dengan kondisi eksternal manusia. Kebahagiaan juga bukan merupakan sebuah khyalan yang hanya bisa dinikmati dalam fikiran belaka.
Tapi dalam islam, kebahagiaan itu bersifat mutlak jika kita benar-benar telah mengerti apa itu konsep kebahagiaan yang sebenarnya. Kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya jika hati telah dipenuhi dengan iman yang kuat dan bertindak sesuai dengan keyakinan yang kita punya itu. Jika hati telah penuh dengan iman, walaupun kita disiksa sekalipun itu tidak akan jadi masalah. Seperti Bilal bin Rabah yang tetap merasa bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun ia dalam kondisi disiksa. Imam Abu Hanifah yang tetap merasa bahagia meskipun ia dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat jadi hakim negara dan Para sahabat nabi yang rela menunggalkan kampung halamannya hanya demi mempertahankan imannya. Mereka semua tetap merasa bahagia karena mereka hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinannya.
Hati akan mendapatkan kenikmatan tersendiri jika hati digunakan untuk mengingat Allah SWT. Betapa bahagianya hati jika bisa berkenalan dengan sang pencipta alam semesta ini. Itulah kebahagiaan puncak dari semua kebahagiaan yang ada. Lebih dari apa yang dibayangkan oleh manusia karena tidak ada yang lebih tinggi dari pada kemuliaan AllahSWT. Tidak ada satu dzat pun yang bisa menyaingi Allah SWT. Laa ilaaha illallah, tiada Tuhan selain Allah. Itulah yang harus kita ingat. Berkenalan dengan pejabat, orang penting dan artis idola saja bahagianya minta ampun, apalagi berkenalan dengan AllahSWT, pastilah kebahagiaannya lebih lebih dan teramat lebih bahagia lagi. Benar gak?? Apalagi jika kita ingat kalau hoidup didunia ini hanya sementara dan apa yang ada pada kita hanya merupakan sebuah titipan saja. Itu hanyalah perhiasan duniawi saja, sedangkan apa yang disisi Allah SWT adalah lebih baik dan lebih kekal.
Kita bisa mengenal Allah SWT dengan cara mengenal ayat-ayat-Nya, baik ayat kauniyah maupun ayat qauliyah. Didalam QS Ali Imran ayat 18-19 disebutkan bahwa orang-orang yang berilmu adalah orang-orang yang bersaksi bahwa “Tiada tuhan selain Allah”, dan bersaksi bahwa “Sesungguhnya ad-Din dalam pandangan AllahSWT adalah Islam.” Dilihat dalam dunia pendidikan Islam, keberhasilan pendidikan dalam Islam itu bukan diukur dari mahalnya uang bayaran sekolah, berapa banyak ilmu yang diterima di Perguruan Tinggi Negri dan sebagainya. Tapi keberhasilan itu dilihat dari seberapa besarnya pendidikan tersebut mampu melahirkan manusia-manusia yang beradab yang menganal Tuhannya dan beribadah kepada Penciptanya. Manusia-manusia yang berilmu seperti inilah yang hidupnya bahagia. Mereka yang hidup dalam keimanan dana keyakinan. Mereka yang tidak terombang ambing oleh keadaan karena meraka telah mengenal siapa Tuhannya. Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Mereka ridha dengan keputusan Allah SWT dalam kondisi apapun itu dan berusaha menyelaraskan hidupnya dengan segala macam peraturan Allah SWT yang diturunkan melalui utusannya.
Itulah konsep kebahagiaan yang sebenarnya menurut pandangan Islam. Hidup penuh keimanan dan mengenal Allah SWT. Sudah pahamkan dengan konsep kebahagiaan yang hakiaki?? Berjuanglah agar kita semua bisa meraih kebahagiaan itu. Semangat ya…!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar