HOME

Sabtu, 20 Desember 2014

Mengisi Waktu Liburan Anak

Liburan sekolah tiba, anak-anak pasti senang. Mereka bisa menghabiskan waktu dengan bebas. Tetapi ada kalanya hal ini juga jadi masalah, karena orang tua tidak punya rencana untuk mengisi liburan sekolah. Bayangkan hampir selama sebulan atau 3 minggu anak libur. Apa jadinya bila tanpa ada kegiatan? Yang biasa terjadi, bangun siang, nonton televisi sepanjang hari, main game, BBM-an, dan kegiatan-kegiatan lain yang kurang manfaatnya. Liburan memang waktunya bersantai, tapi kalau hanya luntang-lantung saja, kok sayang ya waktunya terbuang?

Nah, berikut Ada banyak cara untuk mengisi waktu liburan, agar waktu itu tidak berjalan dan terbuang tanpa anda manfaatnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan saat liburan sekolah antara lain :

1. Rekreasi / Jalan-jalan
Beberapa keluarga sudah punya jadwal liburan, sehingga mereka paling tidak setahun sekali jalan-jalan sekeluarga. Bisa ke luar negeri, di dalam kota, atau di daerah sekitar yang penting tujuan rekreasi tercapai. Jalan-jalan ini banyak manfaatnya, karena anak bisa belajar kebiasaan di suatu tempat, mengenal budaya, merasa rileks dan senang. Jalan-jalan bersama keluarga adalah acara liburan yang paling menyenangkan dan berkesan di dalam keluarga.
2. Berbagi tugas di rumah
Berilah anak tugas secara bergantian, sehingga mereka bisa merasakan beragam tugas, seperti mencuci pakaian, mencuci piring, membersihkan rumah, menyiram halaman, menemani adik, membantu memasak, mencuci mobil dan lain-lain. Kalau ada toko atau pekerjaan yang sekiranya anak sudah bisa, mereka dilibatkan.
3. Membersihkan dan Merapikan Rumah
Di saat sekolah mungkin tidak sempat untuk membongkar lemarinya sendiri, saat liburan bisa digunakan untuk merapikan lemari, rak buku dan barang-barang pribadi anak. Memisahkan barang yang masih dipakai dan harus dibuang. Hal ini juga membuat kamar terasa lapang, barang-barang yang masih bagus, tapi tak terpakai bisa disumbangkan kepada orang lain.
4. Berolah Raga
Masa liburan bisa dimanfaatkan untuk berolah-raga di pagi atau sore hari, atau ngegym dengan lebih teratur. Badan sehat dan tidak malas-malasan saja di rumah.
5. Menambah Ketrampilan
Saat liburan juga dapat digunakan untuk mengambil kursus singkat, seperti berenang, les musik, les menjahit, les komputer, les menyetir dan lain-lain. Pada anak kecil, kita bisa mengajari mereka bermain catur, ular tangga, kartu remi, mewarna dan sebagainya.
6. Bersosialisasi
Memang sekarang berteman bisa melalui sosmed, tetapi bagi anak bermain dengan teman secara langsung ada manfaat yang tak bisa digantikan oleh dunia maya. Anak-anak bisa berkunjung ke rumah teman, atau mengundang teman ke rumah. Bermain masak-masakan, sekolah-sekolahan, bermain boneka, bersepeda bersama itu baik sekali untuk mengembangkan sikap bersosialisasi.
7. Bercocok Tanam
Bagi anak yang kurang sabaran, kegiatan bercocok tanam sangat berguna sekali karena melatih kesabaran. Ajak anak menanam dari mulai bibit, sehingga dia bisa mengamati mulai dari tumbuh tunasnya dan harus menyirami setiap hari, mengamati pertumbuhannya beserta permasalahannya.
8. Menyalurkan Hobi
Waktu liburan juga menjadi kesempatan untuk menyalurkan hobi, seperti melukis, menulis, bermain musik berolah raga, mendaki gunung dan lain-lain. Apabila hobi itu bisa diasah untuk menjadi lebih berkembang maka inilah kesempatan untuk mengasah.
9. Bersilahturahmi ke rumah kerabat
Saat ini mulai jarang keluarga saling berkunjung, padahal anak-anak juga perlu mengenal kerabat dari ayah dan ibunya. Budaya saling berkunjung juga mengajari mereka jika kelak sudah berkeluarga agar masih menjaga hubungan silahturahmi dengan kerabat.
10. Mendapatkan Penghasilan
Meskipun masih anak-anak, mereka juga bisa mendapat penghasilan. Bukan dipekerjakan lho! Tetapi dari bakatnya, sebagai penari, pemain musik atau menjual hasil karyanya. Di saat liburan waktu menjadi lebih longgar untuk mereka berkreativitas sekaligus mendapatkan penghasilan. Bukan penghasilannya yang terpenting, tetapi kesempatan mendapatkan pengalaman ini sangat bermanfaat bagi anak.
Tentunya masih ada banyak hal yang bisa dilakukan anak-anak untuk mengisi waktu liburan mereka. Orang tua bisa mengarahkan mereka untuk dapat mengisi waktu liburannya dengan lebih bermanfaat, yang terpenting waktu liburan perlu diisi dengan hal-hal yang positif dan membuat anak tidak bosan serta tetap sehat semasa liburan.
Hati-hati untuk orang tua yang bekerja dan anak di rumah tanpa pengawasan. Di saat liburan mereka, tidak punya kegiatan. Di zaman sekarang ini pergaulan anak-anak bisa mengundang bahaya, seperti narkoba dan pornografi yang sudah dikenal anak-anak SD sekalipun. Lebih baik mereka mempunyai kegiatan yang positif selama liburan sekolah, karena akan bermanfaat bagi anak itu sendiri dan menghindarkan anak dari hal-hal yang negatif.
+ Semoga bermanfaat dan bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik2nya +


Share : http://haritsridwan.blogspot.com/ 
Tagg: Edukasi

Sabtu, 13 Desember 2014

Sebab-Sebab Malas Beribadah

Hal apa sajakah yang dapat membuat seseorang malas beribadah..?? 
Berikut sedikit ulasannya... 
1. Bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
Sebab pertama dari beberapa sebab yang menjadikan seorang malas dalam beribadah adalah bergelimang dalam dosa dan maksiat. Sufyan Ats-Tsauri pernah menuturkan, “Saya pernah tidak bisa menjalankan shalat tahajjud selama 5 bulan. Hanya karena 1 dosa yang dulu aku lakukan.” (atau ucapan yg senada).
Nah, bagaimana dengan kita?
Seorang muslim yang bergelimang maksiat dan terkhusus dosa kecil yang sering diremehkan dan dilupakan kebanyakan manusia adalah salah satu sebab lesu, malas dan meremehkan ibadah dan ketaatan. Jika seorang malas beribadah, maka ia terancam dengan kemurkaan Alloh. Tahukah Anda, apa kemurkaan Allah tersebut ?
Sungguh Alloh akan melenyapkan manisnya iman, tidak mengaruniakan kepadanya kelezatan dalam ketaatan. Inilah murka Alloh yang akan menimpanya, selanjutnya ia tidak mampu mengerjakan ketaatan dan ibadah, padahal meraih ketaatan dan ibadah adalah sebab meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu Allohu subhanahu wata’ala berfirman
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy-Syura:30)
Maka dari itu, hendaklah seorang muslim menjauhi perbuatan maksiat dan dosa-dosa kecil yang dianggap remeh. Oleh sebab itu jauh hari Rasululloh Shollalahu a’alaihi wassalam mengingatkan kita dengan sabdanya,
“jauhilah dosa-dosa kecil, karena jika ia bertumpuk-tumpuk pada seseorang, maka ia akan mencelakakan orang tersebut.”
Jauhilah segala dosa kecil dan besar itulah ketaqwaan, jadilah engkau seperti orang yang berjalan di atas jalan berduri yang selalu waspada, janganlah engkau meremehkan dosa kecil, karena sebuah gunung itu tersusun dari batu-batu kecil
 2. Tidak Faham Tentang Urgensi Ibadah
Sebab kedua yang membuat seseorang malas mengerjakan ketaatan dan ibadah adalah melupakan urgensi ibadah. Diantara bentuk kelalaian seseorang adalah melupakan dirinya bahwa ia adalah mahluk yang lemah, hanya karena kehendak dan kekuatan Alloh sajalh ia menjadi kuat dalam menjaga dan mengerjakan ketaatan dan ibadah.
Seorang muslim harus mengetahui dan memahami bahwa beribadah dan beramal shalih adalah sebab dan inti mendapatkan bantuan dan pertolongan Alloh, sesungguhnya tekun mengerjakan amal shalih adalah cara meraih pertolongan Alloh subhanahu Wata’ala
Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-ankabut:69).

3. Melupakan Kematian
Diantara sebab malas dalam beribadah adalah melupakan kematian dan kejadian-kejadian setelahnya. Wahai saudaraku, sungguh melupakan kematian dan kesulitan-kesulitan setelahnya adalah penyebab seseorang malas untuk beribadah, taat dan malas beramal shaleh.
Sungguh seorang yang melupakan kematian dapat dipastikan ia akan malas beribadah, maka dari itu bagi setiap muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak mengingat penghancur (pemutus) segala kenikmatan. Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.”(QS. Ali Imran : 185)
Ya, Kematian adalah obat bagi orang yang panjang angan-angan, orang yang keras hatinya dan yang banyak dosa. Oleh sebab itu Rasulullah Shollalahu ‘alaihi Wasallah bersabda “perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan.”
4. Tidak Tahu Besarnya Pahala Suatu Ibadah
Wahai sahabat2ku...
Diantara sebab malas beribadah dan malas mengerjakan ketaatan adalah tidak tahu besarnya pahala suatu ibadah. Sungguh tidak mengetahuinya adalah sebab malas melakukan ibadah dan ketaatan, jika seseorang mengetahui besarnya suatu ibadah, niscaya ia akan rajin mengerjakannya.
Maka dari itu, aku wasiatkan kepada kalian wahai kaum muslimin… hendaklah bersungguh-sungguh untuk memahami keutamaan ibadah dengan membaca buku-buku yang menjelaskan akan keutamaan dan ganjaran ibadah itu. Karena jika seseorang mengetahui keutamaan dan besarnya pahala suatu ibadah ia akan bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah.
5. Berlebih-lebihan Dalam Hal Yang Mubah
Diantara sebab malas mengerjakan ibadah dan ketaatan adalah berlebih-lebihan dalam perkara mubah. Yaitu dalam hal makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan serta yang lainnya. Seluruhnya adalah penyebab malas beribadah, karena berlebih-lebihan dalam hal tersebut dapat menyebabkan lesu, ingin mudah istirahat dan tidur.
Berlebih-lebihan dalam perkara mubah seperti dalam makanan dan minuman adalah penyebab kerasnya hati. Karena hati akan bersih dan lembut jika dalam kondisi lapar dan sedikit makan dan hati akan menjadi keras jika dalam kondisi kenyang, hal ini adalah sunnatulloh yang tidak pernah berubah. Celakalah orang yang keras hatinya dan tidak ingat Alloh. Bahkan seorang muslim yang bersungguh-sungguh dalam beribadah, mengerjakan kebaikan dan ketaatan bahkan bercapek-capek mengerjakan sholat tahajud pun tidak akan merasakan lezat dan manisnya ibadah jika berlebihan dalam perkara mubah tersebut.
Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata “Banyak mengkonsumsi makanan adalah sebuah penyakit yang akan menimbulkan keburukan, banyak makan dapat menjerumuskan anggota badan untuk melakukan maksiat, dan berat untuk melakukan ketaatan. Maka cermatilah keburukan ini.”
 Wallohu ‘alam Bisshawab

Selasa, 25 November 2014

IBU ( WANITA ISTIMEWA )

Wanita Istimewa itu,


Dialah wanita yang
menyayangimu dengan tulus..
Walau kadang kau justru lebih menyayangi wanita lain yang belum tentu mencintaimu dengan
tulus..

Dia wanita yang mungkin jarang sms, BBM atau teleponmu..


Karena keterbatasan dan

kesederhanaan dirinya..

Akhirnya kadang kau lebih senang sms-an mesra dengan dia
yang belum tentu akan setia bersamamu..

Dia wanita yang mungkin jarang kau ingat, karena jaraknya yang jauh darimu.
Walau di hatinya
selalu ada namamu.
Akhinya kadang kau lebih
nyaman berdekatan dengan wanita yang bukan kekasih halalmu..

Dia wanita yang mungkin belum bisa memberi apa yang kau inginkan.
Tapi percayalah, dia berusaha memberikan apa yang kau butuhkan.

Dia mungkin bukan
pujangga,yang bisa merangkai kata cinta..
Dia mungkin bukan orang
berada,yang dapat memberimu dunia..
Tapi percayalah,Dia siap
merelakan nyawanya saat melahirkanmu..

Dia siap terganggu tidur demi menjagamu..
Dia rela menjagamu siang malam saat kau sakit..
Dia yang menangis haru saat kau lulus sekolah..
Kalaulah ia bisa merangkai kata,mungkin setiap hari ia ingin
mengatakan padamu: "Nak, Ibu
menyayangimu. Maafkan ibu yang belum bisa membahagiakanmu "

Peluk ibumu selagi masih bisa..
Bahagiakan ibu selagi masih ada.
Karena tanpanya, kita takkan lahir ke dunia
Karena kasih sayangnya, kita bisa bermakna..

Anda Setuju...?

Oleh karena itu, Berbuat baiklah kepada kedua Orang tuamu, terutama ibumu..!

DO'A UNTUK KEKASIH HATI





Ya Allah…

Aku berdoa untuk seorang kekasih hati yang menjadi bagian hidupku
Seorang kekasih yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu
Seorang kekasih yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk-Mu

Seorang kekasih yang mencintaiku bukan karena rupaku, tetapi karena hatiku,
Seorang kekasih yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi

Ya Allah, Ya Rabbi,,,
Aku tidak meminta seorang pendamping yang sempurna,
Namun aku meminta seorang pendamping yang tidak sempurna sehingga aku dapat membuatnya sempurnya di mata-Mu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, 
jagalah hatiku agar tidak berpaling dari hati-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu

Aamin… Ya Rabbal ‘Alamin

3 TAHAPAN BAYI DALAM RAHIM


Dalam Alquran dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.


"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (QS. Az-Zumar: 6).

Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda.

Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar.

Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut: "Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah pekan pertama, embrionik; sampai akhir pekan kedelapan, dan janin; dari pekan kedelapan sampai kelahiran." (Williams P, Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)

Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:

Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.

Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah pekan. Pada masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut.

Tahap Fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 pekan, dan perkembangan berlanjut hingga pekan kelahiran.

Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan menggunakan peralatan modern. Namun, sebagaimana sejumlah fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Alquran dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat diberikan dalam Alquran pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Alquran bukanlah ucapan manusia tetapi Firman Allah.

Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini baru terjadi di abad ke-20. Sedangkan Al-Quran diwahyukan 1400 tahun yang lalu.
Nah, ini menunjukan 1 bukti lagi bahwa Islam benar

Tag : #Mukjizat Al Qur'an #Islam

TUJUH CARA MENGETAHUI JODOH YANG ( BAIK ATAU BUKAN )


Bismillahirrahmanirrahim.

@ Berikut ini Ane sedikit kabarkan cara-cara mendapatkan dan mengetahui jodoh kita,apakah dia jodoh yang baik atau gak buat kita :

1. Lihat penghormatannya pada ayah ibunya (Jika ia baik pada keluarganya, ada kemungkinan besar iapun berbuat baik padamu dan keluargamu)



2. Lihat bagaimana kasihnya pada anak kecil (karena kelak kau kan punya keturunan, lihatlah apakah ia dekat dengan anak kecil? Karena ia kan menjadi ibu atau ayah bagi keluargamu)

3. Lihat sholatnya (Coba cari informasi tentang ibadahnya, khususnya mengenai sholat. Apakah ia sholat tepat waktu? Jika lelaki apakah ia suka ke masjid bahkan menjadi imam atau mu'adzin? Jika ya. poin plus untuknya. Karena ia insyaAllah mampu menjadi imammu)

4. Lihat karakternya (Selami lebih dalam kelebihan dan kekurangan sifatnya. Lalu tanya pada diri sendiri siapkah saya menoleransi kekurangannya?)

5. Tanya apa visi atau citanya dalam menikah (menikah itu bukan hanya satu dua hari, ia sebuah organisasi terkecil yang sangat penting. Maka, tanpa visi yang jelas yang ada hanyalah kehampaan dalam rumah tangga)

6. Tanya pada Sahabat terdekatnya (Orang terdekat biasanya mengatakan apa adanya tentang dirinya. Gali informasi sangat detil dari dirinya. Pastikan dapat dipercaya)

7. Jika semua poin di atas sudah terceklis. Jangan lupa tanya baik-baik, "Maukah dia menjadi jodohmu?" (Karena iapun menginginkan poin-poin yang sama darimu)

Semoga yang Mengaamiinkan akan segera mendapatkan jodoh terbaiknya....Aamiin ya Rabbal'aalamiin

Tag : #Jodoh #Nikah #Syar'ie 

Selasa, 11 November 2014

10 KEUTAMAAN SILATURRAHIM

  • Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, " Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke surga ". Rasulullah menjawab, " Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, Engkau dirikan shalat, Tunaikan zakat dan Engkau menyambung Silaturahim". (HR. Bukhari).
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahim.
Ibnu Abidin al-Hanafi mengatakan, " Menyambung silaturahim wajib meskipun hanya dengan mengucapkan salam, memberi hadiah, memberi pertolongan, duduk bareng, ngobrol, bersikap ramah dan berbuat baik.
Selanjutnya, Al-Qurthubi mengatakan " Seluruh agama sepakat bahwa menyambung silaturahim wajib dan memutuskannya diharamkan".
 
Orang yang menyambung silaturahim akan mendapat balasan di dunia berupa :
  • Mendapatkan ridho Allah SWT.
  • Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Amal
       yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”
  • Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
  • Disenangi oleh manusia.
  • Membuat iblis dan setan marah.
  • Memanjangkan usia.
  • Menambah banyak dan berkah rejekinya.
  • Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
  • Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
  • Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahim) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya. 
Wallahu 'alam..

MEMUTUSKAN SILATURRAHMI = Terputus dari 7 Langit

Bismillahirrahmanirrahim.
Silaturahim Di antara perkara-perkara yang beliau ingatkan adalah masalah silaturahim. Maka jika seseorang memutuskan silaturahim, Allah akan memutuskannya dari atas tujuh langit. 

"Allah menciptakan rahim sebagai suatu yang lemah dan tergantung di arsy sebagaimana tersebut di dalam hadits shahih. Ia berkata, 'Wahai Tuhan, ini adalah kedudukan yang meminta perlindungan kepada-Mu dari pemutusan hubungan.' Allah bertanya, Tidaklah engkau rela aku sambungkan orang yang menyambungkanmu dan aku putuskan orang yang memutuskanmu?' Ia menjawab, "Ya." Allah lalu mengatakan, "Demikian itulah untukmu." Kemudian Allah menurunkannya ke bumi. Maka barangsiapa yang menyambungkannya, akan disambungkan oleh Allah dan barangsiapa yang memutuskannya, akan diputuskan oleh Allah." 

  • Allah SWT berfirman, " Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." (QS. Muhammad: 22-23) Jadi, orang yang memutuskan silaturahmi adalah seorang yang tuli, bisu, buta, dan tidak mengerti apa-apa. 

Seorang yang memutuskan silaturahim akan mendapatkan laknat sebagaimana disebutkan dalam Kitabullah. Seorang yang memutuskan silaturahmi berarti melakukan kejahatan terbesar dalam sejarah setelah kejahatan meninggalkan shalat. Seandainya hujan turun dari langit ia akan meratai manusia kecuali orang yang memutuskan silaturahim. Seandainya rahmat dari sisi Tuhan Yang Maha Esa turun niscaya setiap orang akan mendapatkannya kecuali orang yang memutuskan silaturahim. Karena itulah, Rasulullah saw merupakan orang yang paling menyambungkan silaturahmi. Setelah kerabat beliau memusuhi dan memboikot beliau dan kemudian beliau memasuki Mekkah sebagai pihak yang menang, maka putra pamannya, Abu Sufyan bin al-Harits membawa anak-anaknya dan keluar menuju padang pasir karena ia telah menyakiti, memerangi, dan mencaci Rasulullah. Para sahabat bertanya, "Hendak ke mana engkau, wahai Abu Sufyan?" Ia menjawab, "Aku akan pergi bersama anak-anakku. Biarlah aku mati bersama mereka karena kelaparan, kehausan, dan tidak berpakaian di padang pasir." 

Para sahabat lalu berkata, "Kembalilah kepada Rasulullah dan katakanlah kepadanya sebagaimana yang dikatakan saudara- saudara Yusuf kepadanya sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an, "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang ber-salah (berdosa)" (QS. Yusuf: 91) Maka Abu Sufyan datang dengan anak-anaknya dan mengatakan, "Hai Rasulullah, kesejahteraan dari Allah semoga senantiasa dilimpahkan kepadamu. Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan se-sungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)." (QS. Yusuf: 91) 

Maka menangislah Rasulullah dan beliau menyebutkan firman Allah, " Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kalian. Mudah- mudahan Allah mengampuni [kalian], dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." (QS. Yusuf: 92) 

Makna silaturahim bukanlah Anda menyambungkan hubungan dengan orang yang menyambung hubungan dengan Anda. Tidak, melainkan menyambungkan hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan dengan Anda, memaafkan orang-orang yang menzalimi Anda, dan memberi kepada orang yang tak mau memberi kepada Anda. Allah berfirman, " Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan." (QS. ar-Ra'd: 21) Dalam ayat lain dikatakan, " Dan orang- orang yang menahan amarahnya dan memaafkan [kesalahan] orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali 'Imran: 134) 

Di dalam hadits disebutkan, "Apabila Allah mengumpulkan orang-orang terdahulu pada hari kiamat, hari yang tak ada keraguan tentangnya, mereka berkumpul dalam keadaan tidak berambut, tidak berpakaian, tidak beralas kaki, tidak dikhitan sebagaimana Allah menciptakan mereka pada mulanya. 
 
Allah berfirman: 

Dan sesungguhnya kalian datang kepada Kami sendiri- sendiri sebagaimana kalian Kami ciptakan pada mulanya, dan kalian tinggalkan di belakang kalian (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepada kalian; dan Kami tidak melihat beserta kalian pemberi syafaat yang kalian anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kalian. Sungguh telah terputuslah [pertalian] antara kalian dan telah lenyap dari kalian apa yang dahulu kalian anggap [sebagai sekutu Allah]. (QS. al-An'am: 94) 

Kemudian Allah menyeru di hari itu dan pada kesempatan itu dengan suara yang dapat didengar dari dekat dan dari jauh, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Tetapi malaikat maupun nabi tidak ada yang menjawab. Maka Ia menjawab sendiri pertanyaan-Nya sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur'an, " Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." (QS. al-Mu'min: 16) 

Kemudian Ia berkata, " Dimana orang yang menahan amarah, memaafkan manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik?" Lalu mereka berdiri melangkahi leher-leher manusia hingga Allah menaungi mereka pada naungan-Nya di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. 

Setelah itu Ia berseru, " Di mana orang-orang yang, 'Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."' (QS. as- Sajdah: 16) Maka mereka pun berdiri melangkahi orang-orang hingga Allah menaungi mereka pada naungan-Nya di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. 

Lalu Ia berseru, "Di mana orang-orang yang saling mencintai dengan kebesaran-Ku? Pada hari ini aku naungi mereka pada naungan-Ku di hari tak ada naungan kecuali naungan-Ku." Lalu mereka berdiri melewati leher-leher manusia hingga Allah menaungi mereka pada naungan-Nya di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. 

Hadits ini secara panjang lebar sebagaimana yang disebutkan oleh pengarang belum saya temukan, tetapi para muhaddits mentakhrijkannya sebagian-sebagian Lihat al Bukhari (nomor 4622, 6379) oleh Muslim (nomor 6500, 7150), oleh Ahmad (nomor 15735, 21754), oleh at Tirmidzi (nomor 24.30), oleh ad-Darimi (nomor 2765) dsb.

Oleh karena itu,silaturahim termasuk perbuatan yang paling penting dan ia dapat terwujud dengan melakukan ziarah (kunjungan), saling berhubungan, memberikan hadiah, dan mendoakan. Semoga Allah menyayangi kita dari atas tujuh langit. Tidaklah hujan menjadi tertunda melainkan karena dosa-dosa yang dilakukan dan tidaklah air menjadi kering melainkan karena aib- aib yang dikerjakan. Apabila kita kembali kepada Allah dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia mengampuni dosa-dosa yang lahir maupun yang batin.
 
Wallahu 'alam bisshawab.

Sabtu, 06 September 2014

。。オロオロ。。 BEGITU INDAH 。。オロオロ。。

☆ Lagu ini Aq persembahkan buat orang-orang yang mampunyai Hati dan Cinta

Bila cinta menggugah rasa
Begitu indah mengukir hatiku
Menyentuh jiwaku
Hapuskan semua gelisah

Duhai cintaku duhai pujaanku
Datang padaku tetap di sampingku
Kuingin hidupku

Selalu dalam peluknya

Terang saja aku menantinya
Terang saja aku mendambanya
Terang saja aku merindunya
Karena dia karena dia begitu indah
 


Duhai cintaku pujaan hatiku
Peluk diriku dekaplah jiwaku
Bawa ragaku
Melayang memeluk bintang

Terang saja aku menantinya
Terang saja aku mendambanya
Terang saja aku merindunya
Karena dia karena dia begitu indah
。。

Senin, 09 Juni 2014

QUNUT SUBUH MENURUT IMAM SYAFI’I

اعلم أن القنوتَ في صلاة الصبح سنّة للحديث الصحيح فيه‏: عن أنس رضي اللّه عنه : أن رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم لم يزل يقنت في الصبح حتى فارق الدنيا . رواه الحاكم أبو عبد اللّه في كتاب الأربعين، وقال‏:‏ حديث صحيح‏.‏‏

I’lam (ketahuilah) bahwa Qunut shubuh adalah sunnah berdasarkan hadits yang shahih dari Anas –radliyallahu ‘anh-, bahwa “Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak pernah meninggalkan qunut shubuh sampai beliau berpisah dari dunia (wafat)”, hadits riwayat Imam al-Hakim Abu Abdullah didalam kitab al-‘Arbain”, Ia berkata : Hadits ini shahih.

واعلم أن القنوت مشروع عندنا في الصبح وهو سنّة متأكدة، لو تركه لم تبطل صلاته لكن يسجد للسهو سواء تركه عمداً أو سهواً‏.‏ وأما غير الصبح من الصلوات الخمس فهل يقنت فيها‏؟‏ فيه ثلاثة أقوال للشافعي رحمه اللّه تعالى‏:‏ الأصحُّ المشهورُ منها أنه إن نزل بالمسلمين نازلة قنتوا، وإلا فلا‏.‏ والثاني‏:‏ يقنتون مطلقاً‏.‏ والثالث‏:‏ لا يقنتو مطلقاً، واللّه أعلم‏.‏

wa ’lam, Qunut shubuh adlah masyru’ (disyariatkan) dalam pandangan kami (Syafi’iyah), hukumnya adalah sunnah muakkad, apabila meninggalkannya tidak membatalkan shalat tetapi sunnah melakukan sujud syahwi baik karena disengaja ataupun karena lupa. Adapun selain shalat shubuh dari shalat-shalat Maktubah, apakah ada qunut didalamnya ? Dlam hal ini terdapat 3 qaul dalam madzhab Imam Syafi’I –rahimahullah ta’alaa- ; Pertama, pendapat yang ashah yang masyhur adalah apabila kaum Muslimin di timpa bencana maka qunut nazilah, jika tidak maka tidak ada qunut pada shalat maktubah selain shalat shubuh. Kedua, berqunut secara mutlak pada shalat maktubah walaupun selain shalat shubuh. Ketiga, tidak ada qunut secara mutlak pada shalat maktubah selain shubuh. Wallahu A’lam.

ويستحبُّ القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث في جميع السنة وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل، واللّه أعلم
Disunnahkan berqunut dalam pandangan kami (Syafi’iyyah) pada separuh akhir bulan Ramadhan pada raka’at terakhir dari shalat witir, ada juga pendapat yang berqunut pada seluruh bulan Ramadhan, dan juga pendapat, berqunut pada seluruh shalat sunnah dan ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah. Dan yang bagus (ma’ruf) dari madzhab kami (Syafi’iyyah) adalah yang pertama. Wallahu A’lam.

اعلم أن محل القنوت عندنا في الصبح بعد الرفع من الركوع في الركعة الثانية‏.‏ وقال مالك رحمه اللّه‏:‏ يقنت قبل الركوع‏.‏ قال أصحابنا‏:‏ فلو قنت شافعي قبل الركوع لم يُحسبْ له على الأصحّ، ولنا وجه أن يحسب، وعلى الأصحّ يعيده بعد الركوع ويسجد للسهو، وقيل لا يسجد،

Ketahuilah, bahwat posisi melakukan qunut shubuh menurut kami adalah setelah berdiri dari ruku’ pada raka’at kedua. Imam Malik –rahimahullah- berkata : “(posisi) berqunut adalah sebelum ruku”. Anshab kami (ulama-ulama syafi’iiyah kami) : walaupun Syafi’i berqunut sebelum ruku’ namun itu tidak di hitung menurut pendapat yang ashah, dan bagi kami berpendapat agar hal itu di hitung sebagai qunut, dan menurut pendapat yang ashah mengulangi qunutnya setelah ruku’ dan melakukan sujud syahwi. Dan dikatakan (qil) : tidak perlu sujud syahwi.”

وأما لفظه فالاختيار أن يقول فيه‏:‏ ما رويناه في الحديث الصحيح في سنن أبي داود والترمذي والنسائي وابن ماجه والبيهقي وغيرها بالإِسناد الصحيح، عن الحسن بن عليّ رضي اللّه عنهما قال‏:‏ علّمني رسولُ اللّه صلى اللّه عليه وسلم كلماتٍ أقولُهُنَّ في الوتر‏:‏ ‏”‏اللَّهُمَّ اهْدِني فِيمَنْ هَدَيْتَ، وعَافِني فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلّني فِيمَن تَوَلَّيْتَ، وبَارِكْ لِي فِيما أَعْطَيْتَ، وَقِني شَرَّ ما قَضَيْتَ، فإنَّكَ تَقْضِي وَلا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنا وَتَعالَيْتَ‏”‏‏.‏ قال الترمذي‏:‏ هذا حديث حسن، قال‏:‏ ولا نعرف عن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم في القنوت شيئاً أحسن من هذا‏.‏ وفي رواية ذكرها البيهقي أن محمد بن الحنفية، وهو ابن علي بن أبي طالب رضي اللّه عنه قال‏:‏ إن هذا الدعاء هو الدعاء الذي كان أبي يدعو به في صلاة الفجر في قنوته‏.‏ ويستحبُّ أن يقولَ عقيب هذا الدعاء‏:‏ اللَّهُمَّ صَلّ على مُحَمَّدٍ وعلى آلِ مُحَمَّدٍ وَسَلِّم، فقد جاء في رواية النسائي في هذا الحديث بإسناد حسن ‏”‏وَصَلَى اللَّهُ على النَّبِيّ‏”‏‏.‏

Dan adapun lafadz Qunut, maka yang telah di pilih (yang baik) adalah mengatakan sebagaimana kami meriwayatkannya didalam hadits yang shahih dalam kitab Sunan Imam Abi Daud, Imam at-Turmidzi, Imam an-Nasaa’i, Imam Ibnu Majah, Imam al-Baihaqiy dan selainnya dengan isnad yang shahih, dari al-Hasan bin ‘Ali –radliyallahu ‘anhumaa- berkata : Rasulullah mengajarkan kepadaku kalimat yang dibaca dalam shalat witir ;
  • اللَّهُمَّ اهْدِني فِيمَنْ هَدَيْتَ، وعَافِني فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلّني فِيمَن تَوَلَّيْتَ، وبَارِكْ لِي فِيما أَعْطَيْتَ، وَقِني شَرَّ ما قَضَيْتَ، فإنَّكَ تَقْضِي وَلا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنا وَتَعالَيْتَ
Imam at-Turmidzi berkata : hadits ini hasan. Ia berkata : kami tidak mengetahui redaksi qunut yang berasal dari Nabi yang lebih bagus dari ini. Dan dalam riwayat lain, Imam al-Baihaqiy menuturkannya bahwa Muhammad bin al-Hanafiyah, yaitu Ibnu ‘Ali bin Abi Thalib –radliyallahu ‘anh- berkata : “sesungguhnya do’a ini adalah do’a yang ayahku berdo’a dengannya pada shalat shubuh didalam qunutnya”. Dan disunnahkan untuk menyambungnya dengan do’a (shalawat) ini : (اللَّهُمَّ صَلّ على مُحَمَّدٍ وعلى آلِ مُحَمَّدٍ وَسَلِّم). Sungguh dalam riwayat Imam an-Nasaa’i tentang hadits do’a qunut yang sanadnya hasan terdapat lafadz (وَصَلَى اللَّهُ على النَّبِيّ‏).

قال أصحابنا‏:‏ وإن قنت بما جاء عن عمر بن الخطاب رضي اللّه عنه كان حسناً، وهو أنه قنت في الصبح بعد الركوع فقال‏:‏ ‏”‏ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُد، ولَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُد، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الجِدَّ بالكُفَّارِ مُلْحِقٌ‏.‏ اللَّهُمَّ عَذّبِ الكَفَرَةَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، ويُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكَ‏.‏ اللَّهُمَّ اغْفِرْ للْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِناتِ والمُسْلِمِيَ والمُسْلِماتِ، وأصْلِح ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِم الإِيمَانَ وَالحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ على مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صلى اللّه عليه وسلم، وَأَوْزِعْهُمْ أنْ يُوفُوا بِعَهْدِكَ الَّذي عاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ على عَدُّوَكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الحَقّ وَاجْعَلْنا مِنْهُمْ وهو موقوف صحيح موصول
Ashhab kami berkata : “Berqunut dengan redaksi dari Umar bin Khattab –radliyallahyu ‘anh- adalah bagus, dan beliu berqunut didalam shubuh setelah ruku’, kemudian berkata (berdo’a) :
  • اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُد، ولَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُد، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الجِدَّ بالكُفَّارِ مُلْحِقٌ‏.‏ اللَّهُمَّ عَذّبِ الكَفَرَةَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، ويُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكَ‏.‏ اللَّهُمَّ اغْفِرْ للْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِناتِ والمُسْلِمِيَ والمُسْلِماتِ، وأصْلِح ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِم الإِيمَانَ وَالحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ على مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صلى اللّه عليه وسلم، وَأَوْزِعْهُمْ أنْ يُوفُوا بِعَهْدِكَ الَّذي عاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ على عَدُّوَكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الحَقّ وَاجْعَلْنا مِنْهُمْ
Do’a tersebut adalah hadits mauquf yang shahih serta bersambung (maushul.)

.‏ ……قال أصحابنا‏:‏ يستحبّ الجمع بين قنوت عمر وما سبق، فإن جمع بينهما فالأصحّ تأخير قنوت عمر، وإن اقتصر فليقتصر على الأوّل، وإنما يُستحبّ الجمع بينهما إذا كان منفرداً أو إمامَ محصورين يرضون بالتطويل، واللّه أعلم‏.‏
Ashhab kami berkata : “disunnahkan mengumpulkan antara qunut Umar dan qunut yang sebelumnya, maka apabila mengumpulkan keduanya, yang ashah adalah mengakhirkan qunut ‘Umar. Apabila mencukupkannya (membaca salah satunya), maka dengan yang pertama. Sesungguhnya disunnahkan mengumpulkan keduanya apabila shalat sendirian atau ketika menjadi Imam yang diridloi dengan panjangnnya bacaaan. Wallahu ‘Alam.

واعلم أن القنوت لا يتعين فيه دعاء على المذهب المختار، فأيّ دعاء دعا به حصل القنوت ولو قَنَتَ بآيةٍ أو آياتٍ من القرآن العزيز وهي مشتملة على الدعاء حصل القنوت، ولكن الأفضل ما جاءت به السنّة‏.‏ وقد ذهب جماعة من أصحابنا إلى أنه يتعين ولا يجزىء غيره
Ketahuilah, sesungguhnya qunut tidak ada ketentuan do’a yang khusus didalamnya atas pendapat yang terpilih (qaul mukhtar), maka berdo’a dengan do’a tertentu (apa saja) itu sudah merupakan Qunut, walaupun juga hanya dengan satu ayat atau beberapa ayat al-Qur’an yang terdiri dari do’a, hal itu sudah bisa di sebut Qunut, tetapi yang lebih utama adalah apa yang berasal dari sunnah. Dan jama’ah dari ashhab kami memilih pendapat yang menentukannya dan tidak mencukupi dengan selainnya.

واعلم أنه يستحبّ إذا كان المصلِّي إماماً أن يقول‏:‏ اللَّهمّ اهدِنا بلفظ الجمع وكذلك الباقي، ولو قال اهدني حصل القنوت وكان مكروهاً، لأنه يكره للإِمام تخصيص نفسه بالدعاء‏.‏ وروينا في سنن أبي داود والترمذي، عن ثوبان رضي اللّه عنه قال‏:‏ قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم‏:‏ ‏”‏لا يَؤُمَّنَّ عَبْدٌ قَوْماً فَيَخُصَّ نَفْسَهُ بِدَعْوَةٍ دُونَهُمْ، فإنْ فَعَلَ فَقَدْ خانَهُمْ‏”‏ قال الترمذي‏:‏ حديث حسن‏

Ketahuilah bahwa sesungguhnya disunnahkan ketika menjadi Imam supaya berdoa ; “Allahummah dinaa (berikanlah petunjuk kepada kami)” dengan keseluruhan lafadz dan demikian juga sebelumnya. Walaupun berdo’a “Allahumma dinii (berikanlah pentunjukan kepadaku)” tetap dinamakan qunut namun itu makruh, karena bagi seorang Imam memang dimakruhkan mengkhususkan do’a bagi dirinya sendiri. Dan kami meriwayatkan didalam kitab Sunan Imam Abi Daud dan Imam at-Turmidzi, dari Tsauban –radliyallahu ‘anh- berkata ; Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa salllam bersabda : “Seorang hamba dalam sebuah kaum tidak dipandang beriman, apabila mengkhususkan do’a untuk dirinya sendiri tanpa menyertakan yang lainnya (mereka), maka apabila melakukan yang demikian, sungguhnya telah mengkhianati mereka”. Imam at-Turmidzi berkata : hadits ini hasan.”

اختلف أصحابنا في رفع اليدين في دعاء القنوت ومسح الوجه بهما على ثلاثة أوجه‏:‏ أصحّها أنه يستحبّ رفعهما ولا يمسح الوجه‏.‏ والثاني‏:‏ يرفع ويمسحه‏.‏ والثالث‏:‏ لا يمسحُ ولا يرفع‏.‏ واتفقوا على أنه لا يمسح غير الوجه من الصدر ونحوه، بل قالوا‏:‏ ذلك مكروه‏.‏

Ashhab kami berselisih perihal mengangkat tangan ketika do’a qunut dan mengusap wajah dengan kedua tangan kepada 3 pendapat; pertama, yang ashah adalah disunnahkan mengangkat kedua tangan namun tidak mengusap wajah. kedua, disunnahkan mengangkat kedua tangan dan mengusap wajah, dan ketiga, tidak disunnahkan mengangkat tangan dan juga disunnahkan mengusap wajah. Ulama bersepakat atas tidak mengusapkannya kepada selian wajah, seperti dada atau selainnya, bahkan Ulama memakruhkannya.

وأما الجهر بالقنوت والإِسرار به فقال أصحابنا‏:‏ إن كان المصلي منفرداً أسرّ به، وإن كان إماماً جهر على المذهب الصحيح المختار الذي ذهب إليه الأكثرون‏.‏ والثاني أنه يسرّ كسائر الدعوات في الصلاة‏.‏ وأما المأموم فإن لم يجهر الإِمام قنت سرّاً كسائر الدعوات، فإنه يوافق فيها الإمام سرّاً‏.‏ وإن جهر الإِمام بالقنوت فإن كان المأموم يسمعه أمَّن على دعائه وشاركه في الثناء في آخره، وإن كان لا يسمعه قنت سرّاً، وقيل يؤمِّن، وقيل له أن يشاركه مع سماعه، والمختار الأوّل‏.‏

Perihal men-jahar-kan (mengeraskan) bacaan qunut dan men-sirr-kannya (tidak mengeraskan/pelan), ashhab kami berkata ; apabila mushalli sendirian maka di-sirr-kan, apabila menjadi imam shalat men-jahar-kannya menurut pendapat yang shahih yang telah di pilih yang juga banyak dipegang oleh banyak ulama. kedua, men-sirr-kan sebagaimana do’a-do’a didalam shalat. Adapun ketika imam tidak men-jahar-kan qunut, makmum membaca dengan men-sirr-kannya sebagaimana do’a didalam shalat, karena menyesuaikan dengan bacaan sirr imam. Ketika imam menjaharkan bacaan qunut dan makmum mendengarnya maka makmun mengucapkan amin atas do’anya Imam dan bersama-sama memuji Allah pada akhir qunut, namun apabila tidak mendengarkan bacaaan imam maka makmum men-sirr-kan bacaannya, dikatakan juga ; makmuk tetap mengucapkan amin. Dan juga dikatakan ; makmum bersama membaca qunut pada apa yang didengarnya. Pendapat yang dipilih adalah pendapat yang pertama.

وأما غير الصبح إذا قنت فيها حيث نقول به، فإن كانت جهريّة وهي المغرب والعشاء فهي كالصبح على ما تقدّم، وإن كانت ظهراً أو عصراً فقيل يُسرّ فيها بالقنوت، وقيل إنها كالصبح‏.‏ والحديث الصحيح في قنوت رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم على الذين قتلوا القرَّاء ببئر معونة يقتضي ظاهرُه الجهرَ بالقنوت في جميع الصلوات، ففي صحيح البخاري في باب تفسير قول اللّه تعالى‏:‏ ‏{‏لَيْسَ لَكَ مِنَ الأمْرِ شَيْءٌ‏}‏ آل عمران‏: عن أبي هريرة‏:‏ أن النبيَّ صلى اللّه عليه وسلم جَهَرَ بالقنوت في قنوت النازلة ‏

Selain shalat shubuh apabila didalamnya terdapat qunut, maka apabila men-jahar-kannya adalah pada shalat maghrib dan isya’ sebagaimana shalat shubuh, namun apabila pada shalat dluhur atau ‘ashar, maka dikatakan : “men-sirr-kan qunutnya”, dan dikatakan : “di-jahar-kan seperti shalat shubuh”. Dan hadits yang shahih tentang qunut yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam untuk sahabat ahli Qura’ yang terbunuh di sumur Ma’unah, yang dhahirnya menunjukkan men-jahar-kan qunut pada seluruh shalat , dan didalam Shahih al-Bukhari pada bab tafsir tentang firman Allah {Laysa laka minal amri Syai’un}, dari Abu Hurairah : bahwa Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam men-jahar-kan bacaan qunut pada saat melakukan qunut nazilah”.
  • Dinukil dari Kitab al-Adzkar hal. 57-59, karangan Imam al-Hafidz al-Hujjah al-Muhaddits al-Faqih Syaikhul Islam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy ad-Dimasyqiy asy-Syafi’i, Syaikhul Madzahib wa Kabirul Fuqaha’ fiy zamanihi,

Bagaimana pendapat 4 Imam Madzhab mengenai qunut?

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin pernah ditanya: 
Bagaimana pendapat empat Imam Madzhab mengenai qunut?

Syaikh rahimahullah menjawab:

Pendapat imam madzhab dalam masalah qunut adalah sebagai berikut.

Pertama : Ulama Malikiyyah
Mereka berpendapat bahwa tidak ada qunut kecuali pada shalat shubuh saja. Tidak ada qunut pada shalat witir dan shalat-shalat lainnya.

Kedua : Ulama Syafi’iyyah
Mereka berpendapat bahwa tidak ada qunut dalam shalat witir kecuali ketika separuh akhir dari bulan Ramadhan. Dan tidak ada qunut dalam shalat lima waktu yang lainnya selain pada shalat shubuh dalam setiap keadaan (baik kondisi kaum muslimin tertimpa musibah ataupun tidak, -pen). Qunut juga berlaku pada selain shubuh jika kaum muslimin tertimpa musibah (yaitu qunut nazilah).

Ketiga : Ulama Hanafiyyah
Disyariatkan qunut pada shalat witir. Tidak disyariatkan qunut pada shalat lainnya kecuali pada saat nawaazil yaitu kaum muslimin tertimpa musibah, namun qunut nawaazil ini hanya pada shalat shubuh saja dan yang membaca qunut adalah imam, lalu diaminkan oleh jama’ah dan tidak ada qunut jika shalatnya munfarid (sendirian).

Keempat : Ulama Hanabilah (Hambali)

Mereka berpendapat bahwa disyari’atkan qunut dalam witir. Tidak disyariatkan qunut pada shalat lainnya kecuali jika ada musibah yang besar selain musibah penyakit. Pada kondisi ini imam atau yang mewakilinya berqunut pada shalat lima waktu selain shalat Jum’at.

Sedangkan Imam Ahmad sendiri berpendapat, tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan qunut witir sebelum atau sesudah ruku’.

Inilah pendapat para imam madzhab. Namun pendapat yang lebih kuat, tidak disyari’atkan qunut pada shalat fardhu kecuali pada saat nawazil (kaum muslimin tertimpa musibah).

Adapun Qunut witir tidak ada satu hadits shahih pun dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan beliau melakukan qunut witir.

Akan tetapi dalam kitab Sunan ditunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan Al Hasan bin ‘Ali bacaan yang diucapkan pada qunut witir yaitu

 “Allahummah diini fiiman hadayt …”. Sebagian ulama menshahihkan hadits ini*). Jika seseorang melakukan qunut witir, maka itu baik. Jika meninggalkannya, juga baik. Hanya Allah yang memberi taufik. (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al ‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398)**)

Adapun mengenai qunut shubuh secara lebih spesifik, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin menjelaskan dalam fatwa lainnya.

Beliau pernah ditanya:

 “Apakah disyari’atkan do’a qunut witir (Allahummah diini fiiman hadayt …) dibaca pada raka’at terakhir shalat shubuh?”

Beliau rahimahullah menjelaskan : “Qunut shubuh dengan do’a selain do’a ini (selain do’a “Allahummah diini fiiman hadayt …”), maka di situ ada perselisihan di antara para ulama. Pendapat yang lebih tepat adalah tidak ada qunut dalam shalat shubuh kecuali jika di sana terdapat sebab yang berkaitan dengan kaum muslimin secara umum. Sebagaimana apabila kaum muslimin tertimpa musibah -selain musibah wabah penyakit-, maka pada saat ini mereka membaca qunut pada setiap shalat fardhu. Tujuannya agar dengan do’a qunut tersebut, Allah membebaskan musibah yang ada.”

Apakah perlu mengangkat tangan dan mengaminkan ketika imam membaca qunut shubuh?
Dalam lanjutan perkataannya di atas, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan:
“Oleh karena itu, seandainya imam membaca qunut shubuh, maka makmum hendaklah mengikuti imam dalam qunut tersebut. Lalu makmum hendaknya mengamininya sebagaimana Imam Ahmad rahimahullah memiliki perkataan dalam masalah ini. Hal ini dilakukan untuk menyatukan kaum muslimin.

Adapun jika timbul permusuhan dan kebencian dalam perselisihan semacam ini padahal di sini masih ada ruang berijtihad bagi umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ini selayaknya tidaklah terjadi. Bahkan wajib bagi kaum muslimin –khususnya para penuntut ilmu syar’i- untuk berlapang dada dalam masalah yang masih boleh ada perselisihan antara satu dan lainnya. ” ***)

Dalam penjelasan lainnya, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin mengatakan,
 “Yang lebih tepat makmum hendaknya mengaminkan do’a (qunut) imam. Makmum mengangkat tangan mengikuti imam karena ditakutkan akan terjadi perselisihan antara satu dan lainnya. Imam Ahmad memiliki pendapat bahwa apabila seseorang bermakmum di belakang imam yang membaca qunut shubuh, maka hendaklah dia mengikuti dan mengamini do’anya. Padahal Imam Ahmad berpendapat tidak disyari’atkannya qunut shubuh sebagaimana yang sudah diketahui dari pendapat beliau.

Akan tetapi, Imam Ahmad rahimahullah memberikan keringanan dalam hal ini yaitu mengamini dan mengangkat tangan ketika imam melakukan qunut shubuh. Hal ini dilakukan karena khawatir terjadinya perselisihan yang dapat menyebabkan renggangnya hati (antar sesama muslim).”****)
Hanya Allah yang memberi taufik.
Wallahu 'a'lam..

*) Hadits ini diriwayakan oleh At Tirmidzi, Abu Daud, An Nasa-i, Ibnu Majah, dan Ad Darimiy. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dalm Misykatul Mashobih 1273 [20].
**) Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu ‘Utsaimin, 14/97-98, Asy Syamilah
***)idem, 14/78
****) idem, 14/80