Bismillahirrahmanirrahim.
“Siapa yang mempelajari ilmu nujum berarti iatelah mempelajari cabang
dari ilmu sihir, apabila bertambah ilmunujumnya maka bertambah pulalah
ilmu sihirnya.” (HR Ahmad dengan sanad hasan).
Hadits ini dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa ilmu nujum (yang
termasuk dalam hal ini adalah ramalan bintang) merupakan bagian dari
sihir. Bahkan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam menyatakan bahwa
apabila ilmu nujum-nya itu bertambah, maka hal ini berarti bertambah
pula ilmu sihir yang dipelajari orang tersebut. Sedangkan hukum sihir
itu sendiriadalah haram dan termasuk kekafiran, sebagaimana Allah
berfirman yang artinya:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca
oleh syaitan- syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan
bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir
(tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan-lah yang kafir
(mengerjakan sihir).” (Qs. Al Baqarah: 102)
Seseorang yang
mempercayai ramalan bintang, secara langsungmaupun tidak langsung
menyatakan bahwa ada zat selainAllah ta’ala yang mengetahuiperkara gaib.
Padahal Allah ta’ala telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa tidak ada
yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Dia. Allah ta’ala berfirman
yang artinya:
“Katakanlah: Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (Qs. An Naml:65).
Dalam ayat lain, Allah menegaskanbahwatidak ada seorangpun yang dapat
mengetahui apa yang akan terjadibesok, sebagaimana firmanNya yang
artinya,
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Luqman:
34).
Astagfirullahal 'adhiim..
Itulah sejumlah fenomena
kemusyrikan yang cukup merebak di masyarakat. Semoga kita dilindungi
dari perbuatan-perbuatan syirik, baik yang dilakukan dengan sengaja
ataupun karena ketidaktahuan. Rasulullah Saw mengajarkan do’a agar
terhindar dari berbagai bentuk kemusyrikan.
Allahumma inna
na’uudzubika min annusyrika bika syaian na’lamuhu wa nastaghfiruka limaa
laa na’lamuhu. “Ya Allah, aku berlindung kepada–Mu dari dosa syirik
yang aku sadari, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari perbuatan syirik
yang tidak aku sadari.” (HR. Ahmad dan Thabrani). Aamiin Ya Shamad..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar