Selasa, 29 Januari 2013
Rabu, 23 Januari 2013
Pesan Nabi kepada Umatnya
Saw Kepada Kita, Apakah Yang Harus Kita Perbanyak ?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” (HR. Ibnu HIbban dan dishahihkan dikitab Shahih Al Jami)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِصلى الله عليه وسلم « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِصلى الله عليه وسلم فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم
ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ:
«أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ:
«أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ
اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita: “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”, beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal”. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu Majah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” (HR. Ibnu HIbban dan dishahihkan dikitab Shahih Al Jami)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita: “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”, beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal”. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu Majah).
10 Pesan Nabi Muhammad SAW sebelum Wafat
10 Pesan Nabi Muhammad SAW Kepada Putrinya Fatimah Az-Zahra.
Awalnya secara tidak sengaja saya menemukan eBook yang membahas tentang 10 Pesan Nabi Muhammad SAW Kepada Putrinya Fatimah Az-Zahra ini di perpustakaan, dan tiba-tiba muncul keinginan saya untuk mencoba menulis ulang di dalam blog saya ini sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan dan referensi bagi teman-teman sekalian yang membutuhkan nya.
Silahkan di simak 10 Pesan Nabi Muhammad SAW Kepada Putrinya Fatimah Az-Zahra ini yang berhasil saya kutip dari berbagai sumber.
1).Ya, Fatimah kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.
2). Ya, Fatimah kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka 7 tabir pemisah.
3).Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaianya, melainkan Allah menetapkan pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
4). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahanya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
5). Ya, Fatimah, yang lebih utama dari keutamaan diatas adalah keridhoan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,maka akt tidak akan mendo'akanmu. Ketahuilah, Wahai Fatimah. Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
6). Ya, Fatimah. Apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya,dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan.Ketika wanita merasakan sakit akan melahirkan,Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah.
Setelah seorang wanita melahirkan kandunganya,maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia di lahirkan dari kandungan ibunya.
Apabila seorang wanita meninggal dunia ketika melahirkan,
maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun dan akan di anggap sebagai mati syahid.
Di dalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman syurga.
Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala 1000 orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu Malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas,melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala 100 kali beribadah haji dan umrah.
8). Ya Fatimah, Tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami,
melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih sayang (rahmat).
9). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para Malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya,dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
10). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang membantu meminyaki kepala suaminya dan menyisir rambutnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman dari air syurga yang di kemas indah yang di datangkan dari sungai-sungai Syurga.Dan Allah mempermudah sakaratul maut baginya,
bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi siratal-mustaqin dengan selamat.
Semoga apa yang telah saya uraikan di atas dapat berguna dan bermanfaat bagi kawan-kawan sekalian, mohon maaf dan silahakan di koreksi apabila masih terdapat kalimat atau kata-kata yang kurang tepat. Wassalam. :)
Awalnya secara tidak sengaja saya menemukan eBook yang membahas tentang 10 Pesan Nabi Muhammad SAW Kepada Putrinya Fatimah Az-Zahra ini di perpustakaan, dan tiba-tiba muncul keinginan saya untuk mencoba menulis ulang di dalam blog saya ini sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan dan referensi bagi teman-teman sekalian yang membutuhkan nya.
Silahkan di simak 10 Pesan Nabi Muhammad SAW Kepada Putrinya Fatimah Az-Zahra ini yang berhasil saya kutip dari berbagai sumber.
1).Ya, Fatimah kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.
2). Ya, Fatimah kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka 7 tabir pemisah.
3).Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaianya, melainkan Allah menetapkan pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
4). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahanya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
5). Ya, Fatimah, yang lebih utama dari keutamaan diatas adalah keridhoan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,maka akt tidak akan mendo'akanmu. Ketahuilah, Wahai Fatimah. Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
6). Ya, Fatimah. Apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya,dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan.Ketika wanita merasakan sakit akan melahirkan,Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah.
Setelah seorang wanita melahirkan kandunganya,maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia di lahirkan dari kandungan ibunya.
Apabila seorang wanita meninggal dunia ketika melahirkan,
maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun dan akan di anggap sebagai mati syahid.
Di dalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman syurga.
Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala 1000 orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu Malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas,melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala 100 kali beribadah haji dan umrah.
8). Ya Fatimah, Tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami,
melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih sayang (rahmat).
9). Ya, Fatimah, Tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para Malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya,dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
10). Ya, Fatimah. Tiadalah seorang wanita yang membantu meminyaki kepala suaminya dan menyisir rambutnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman dari air syurga yang di kemas indah yang di datangkan dari sungai-sungai Syurga.Dan Allah mempermudah sakaratul maut baginya,
bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi siratal-mustaqin dengan selamat.
Semoga apa yang telah saya uraikan di atas dapat berguna dan bermanfaat bagi kawan-kawan sekalian, mohon maaf dan silahakan di koreksi apabila masih terdapat kalimat atau kata-kata yang kurang tepat. Wassalam. :)
Manfaat Gerakan Shalat
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti,
tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh
manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari
berbagai jenis pnyakit
.
Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:
Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.
Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia meneundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya.Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Menuru penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
.
Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:
Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.
Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia meneundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya.Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Menuru penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Kekuatan Do'a
Kekuatan Do’a
Berdo’a
merupakan hubungan yang penting dengan Allah Yang Maha Besar, hal
diperlukan guna menunjukkan kelemahan kita di hadapan Allah. Tuhan kita
menunjukkan bahwa do’a merupakan tindakan yang penting atas bentuk
penyembahan kepada-Nya berdasarkan ayat “Katakanlah: Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya, padahal kamu sungguh mendustakan-Nya “(Surat al-Furqan, 77).
Sebenarnya,
kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan Allah ada pada setiap karakter
manusia, merupakan syarat penciptaan. Akan tetapi, di lain hal berdo’a
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan bagi orang beriman,
namun untuk beberapa orang hal itu merupakan bentuk tindakan penyembahan
yang hanya perlu diingat di waktu mereka berhadapan dengan kesulitan
atau situasi yang membahayakan kehidupan mereka. Hal ini merupakan
kesalahan besar karena yang paling baik adalah memohon kepada Allah Yang
Maha Besar pada kedua kondisi tersebut, baik dalam kesulitan dan
kemudahan untuk memohon ampunan-Nya.
Bersungguh-sungguh dalam Berdo’a.
Allah
telah mempermudah hambanya untuk menemukan apapun yang ia lihat sebagai
hal yang baik dan indah. Akan tetapi, fokus dalam berdo’a yang
dilakukannya adalah sepenting do’a itu sendiri. Berdo’a dengan kesabaran
seperti suatu kebutuhan dan harapan untuk berdoa, ketidaknyamanan akan
hal tersebut dan yang paling penting dalam berdoa; bahwa kedekatan
kepada Allah semakin meningkat. Semakin bersungguh-sungguh dalam berdoa
membuat hamba yang berdo’a tersebut memiliki karakter dan keinginan yang
semakin kuat. Orang beriman yang menunjukkan kesungguhan dalam berdoa
mendapatkan banyak keuntungan seperti keyakinan yang semakin dalam, ini
jauh lebih bernilai dibandingkan dengan apa yang ia inginkan/ minta. Hal
ini tertulis dalam Al-Qur’an bahwa diperlukan kesungguhan dalam do’a
seperti:
“
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang –orang yang khusyu “ (Surat Al-Baqarah:45).
Rasulullah
(SAW) telah menyatakan betapa Ia membutuhkan Allah terkadang dengan
terus berdo’a bertahun-tahun dan Tuhan kita, Allah Yang Maha Pengasih,
telah memberikan apa yang ia inginkan pada di saat yang terbaik. Fakta
bahwa Allah menerima semua do’a, baik itu yang terang-terangan maupun
yang tersembunyi, merupakan bentuk ke-agungan-Nya dan Kerahiman-Nya.
Allah tidak pernah meninggalkan sebersit apapun pemikiran yang terlintas
di kepala hamba-Nya tanpa kembali lagi kepadanya, Akan tetapi “
menerima do’a” tidak berarti sesuatu terjadi seperti yang diminta karena
terkadang seseorang mungkin saja meminta sesuatu yang membahayakan
dirinya sendiri. Allah SWT mengungkapkan hal tersebut sebagai berikut:
“Dan manusia mendo’a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo’a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”
(Surat Al-Isra:11).
(Surat Al-Isra:11).
Allah
mengetahui yang terbaik dan apa yang terburuk untuk orang tersebut
karena Ia lah yang memiliki segalanya. Atas segala ciptaan-Nya, ada
banyak sekali hal-hal yang tersembunyi dalam cara Ia menerima do’a.
Sebagai contoh, Nabi Yakub (as) bergabung kembali dengan anaknya nabi
Yusuf (as) setelah menunggu dalam waktu tahunan yang panjang, Nabi Yusuf
mendapatkan kekuatan dan kekuasaan setelah dipenjara selama beberapa
waktu. Nabi Ayub (as), diselamatkan dari syetan, semua ini terjadi
setelah mendapat kesabaran dan do’a yang berkelanjutan. Allah Yang Maha
Besar, telah menerima do’a dari kepatuhan yang tulus dari waktu
terbaik-Nya. Allah SWT, telah menerima do’a hamba yang tulus untuk
waktu terbaiknya, dan telah membuat mereka matang, mendidik,
meningkatkan kesetiaan dan ketulusan dan mengubah mereka menjadi hamba
yang bernilai dan memiliki derajat yang tinggi di surga.
Bagaimana Allah menerima do’a
Ketika
orang beriman berdoa, ia tahu bahwa Allah mendengarnya dan akan
selalu menerima do’anya kapan pun. Ini karena ia menyadari bahwa sesuatu
tidak terjadi secara kebetulan, tapi berdasarkan atas ketentuan yang
ditentukan oleh Allah dan sebagaimana yang diinginkan-Nya. Untuk itu, ia
tak memiliki keraguan bahwa ia tidak akan mendapatkan kembali do’anya.
Berdo’a dengan jiwa yang tulus menghasilkan kebaikan. Dalam satu ayat,
hal itu diperlihatkan bahwa Tuhan kami akan selalu menerima do’a sebagai
manifestasi dari nama “Al-Mujib” (Ia yang menerima permintaan dari
mereka yang meminta pada-Nya).
“
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku. Maka
(jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yangberdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran..” (Surat al-Baqarah, 186).
Alasan
bahwa sesuatu yang diminta dalam do’a ditunda, atau diterima dengan
cara yang berbeda, dapat juga merupakan ujian Tuhan kepada hamba-Nya.
Allah memberikan berkah-Nya setelah beberapa periode untuk kemudian
diuji kesabaran hamba-Nya dan untuk membuat mereka matang dengan alasan
tertentu.
Berdasarkan
alasan serupa, ia tak dapat diduga bahwa setiap do’a terwujud seperti
saat ia diminta dan sesegera mungkin. Seperti apa yang diutarakan oleh
cendikiawan Islam Bediuzzaman, Allah mungkin memberikan sedikit dari
sesuatu yang diminta dalam do’a atau sesuatu yang lebih dari yang
dihadiahkan karena alasan tersebut yang disebut di atas. Ia mungkin
tidak mengabulkannya sama sekali. Akan tetapi, pada setiap kondisi,
Allah menerima do’a dari mereka yang berdo’a kepada-Nya.
Bagaimana Para Nabi berdo’a?
Berdo’a
merupakan bentuk kepatuhan kepada Allah dan semua orang membutuhkan
do’a. Hal yang merupakan contoh paling rasional dalam hal ini adalah
bahwa semua Nabi yang berdo’a kepada Allah dengan menyerahkan diri
kepada-Nya dalam segala hal yang terdapat di Al-Qur;an. Dalam do’a nabi
Muhammda SAW, dan para nabi-nabi, kita melihat penyerahan diri mereka
kepada Allah, fakta bahwa mereka melihat Allah, dan sebagai teman sejati
mereka serta pihak yang membantu mereka dan bahwa mereka dan berdo’a
memuja Tuhan kita dengan nama-Nya yang indah.
Do’a dari Nabi Muhammad (SAW)
Dalam
do’a dari Nabi Muhammad SAW, hal yang terindah dari mengutip Allah
dengan nama-Nya disebutkan. Salah satu do’a dari nabi kita (SAW)
disebutkan sebagai berikut:
Katakanlah
“ Wahai Tuhan Yang Maha mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang
yang Engkau kehendaki. Egkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan otang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surah Al ‘Imran, 26).
Dalam narasinya, terlihat bahwa nabi Muhammd (SAW) berdo’a kepada Tuhan untuk diberikan moral yang baik dan perilaku yang baik.
O
Allah! perteballah kebaikan dan etika! Wahai Yang Maha Agung!
Pindahkanlah moral yang buruk (Tirmidhi, Imam Ahmad dan Haqim; Hujjat
al-Islam Imam Gadhali, Ihyau Ulum id-din, volume 2, Terjemahan : Dr.
Sitki Gulle, Huzur Publishing, Istanbul 1998, p.789)
Do’a dari nabi Nuh (as),
Kesabaran
dari nabi Nuh (as) yang menyerukan umatnya kepada agama yang baik
selama beberapa tahun dengan kesungguhan, dipuji dalam Al-Qur’an. Nabi
Nuh (as) berjuang melawan umatnya yang bertindak dengan memusuhinya dan
orang-orang beriman yang bersamanya. Faktanya adalah nabi Nuh kembali
kepada Allah WT dalam berbagai situasi, dan berdo’a dengan mengharapkan
bantuan-Nya secara tulus merupakan contoh yang baik bagi orang beriman.
Dalam satu ayat, terlihat bahwa Allah mengetahui kondisi dari Nabi nuh
(as), bahwa ia berdo’a sebagai berikut:
“Maka ia Mengadu kepada Tuhannya: “bahwasannya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)”
(Q.S Al-Qamar : 10).
(Q.S Al-Qamar : 10).
Allah
menerima do’a nabi Nuh (as) dan memerintahkannya agar bersiap-siap
menghadapi banjir, yang akan terjadi di masa depan. Nabi Nuh (as) mulai
membangun kapal yang sangat besar atas perintah Allah, meskipun tidak
ada laut ataupun danau di sekitarnya. Dalam masa pembangunan kapal
tersebut, ia secara terus-menerus menjadi pihak yang dicemooh oleh
umatnya. Pada saat tiba waktunya, janji Allah SWT terwujud dan banjir
tersebut terjadi.
Do’a dari nabi Yunus (as):
Dalam
Al-Qur’an, disebutkan bahwa Nabi yang mulia ini memisahkan diri dari
umatnya, karena mereka tak merespon seruannya (Surat As-Safaat:
139-142). Seperti yang tertulis pada ayat berikut ini, terdapat gambar
di kapal tersebut di mana nabi Yunus (as) berkelana dan akibat dari
gambar tersebut nabi Yunus (as) dilemparkan ke laut. Puncak dari
kejadian tersebut, nabi Yunus (as) berserah diri kepada Allah dan
berdo’a kepada-Nya. Allah mencatat peristiwa ini dalam Al-Qur’an :
Dan
ingatlah kisah Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah,
lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
“Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak di sembah ) selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. Maka
Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya dari pada
kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. ”(Surat al-Anbiya’,ayat: 87–88).
Seperti
yang tertulis pada ayat Nabi Yunus (as) bersaksi/ mengaku kondisinya
secara tulus dalam do’anya. Ia berdo’a kepada Allah dan menantikan
bantuan-Nya. Tuhan kita, yang Maha Pengampun, menerima penebusan dan
menyelamatkannya dari perut ikan dengan menerima do’anya.
Do’a Nabi Yakub (as)
Dalam
Al-Qur’an, kesabaran nabi Yakub (as) disebutkan sebagai salah satu
contoh bagi orang beriman. Nabi Yakub (as) yang menerima wahu dari Allah
dan merupakan hamba terpilih (Q.S An-Nisa :163), merasakan permasalahan
yang serius dan melewati masa sulit. Akan tetapi, meskipun segala
penderitaan yang dialaminya, Ia selalu menjadikan hal tersebut sebagai
contoh bagi orang beriman dengan kesabaran dan penyerahan diri kepada
Allah (Q.S Sad, 44). Do’a yang tulus dari nabi suci kita tersebut
dinyatakan dalam salah satu ayatnya sebagai berikut:
dan
(ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru kepada Tuhannya: (Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang
Maha Penyayang di antara semua penyayang ”(Surat al-Anbiya’, 83)
Hal
ini tercatat dalam Al-Qur’an bahwa Allah Yang Maha Besar menerima semua
do’a dari Nabi Yakub (as) sebagai salah satu hambanya yang tulus”
Maka
Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang
ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan utuk
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (Surat al-Anbiya’, 84)
Do’a,
merupakan alat terpenting dalam mencapai ke agungan Allah, Yang Maha
Mengetahui dan Maha Mendengar, yang lebih dekat dari urat nadi manusia (
Surah Qaf, ayat 16), merupakan bentuk penghambaan bagi orang beriman di
segala kondisi dan kesempatan. Akan tetapi, setiap orang beriman
melakukan ini, seperti yang ditulis dalam ayat : Dan kamu tidak mampu kecuali bila dikehendaki Allah…”(Surat
al-Insan, 30). Mereka berperilaku dalam kesadaran bahwa faktanya segala
sesuatu selalu di bawah kontrol Tuhan kita dan semuanya terwujud karena
kehendak-Nya.
Akan selalu ada jawaban dari do’a yang tulus di dunia dan di akhrat.
Do’a membimbing seseorang atas apa yang akan terjadi dalam nasibnya” Allah
adalah satu-satunya yang menentukan nasib dan menciptakan do’a. Akan
tetapi berkah yang datang dari do’a mengandung kemakmuran di dunia ini
dan sekembalinya ke akhirat. Seluruh kehidupan sesorang merupakan hasil
dari do’a yang diucapkan dari do’a yang sebelumnya diminta, apakah ia
merasa sadar atau tidak. Do’a aktif berupa tindakan dan usaha yang
diajukan dari doa dan kehendak Allah. Ketika usaha tersebut ridha Allah
hal tersebut masih menjadi cara bagi tiap pribadi untuk meraih
harapannya, sesuai dengan ridha Allah.
Manusia
yang tidak beriman namun membawa do’a aktif mereka dengan ambisi yang
besar, sebagai contoh, mereka yang bekerja dan mendapatkan banyak
keuntungan, menjadi kaya atau menjadi pakar tentang sesuatu hal dan
menjadi terkenal, telah mencapai derajat tersebut melalui perjuangan
aktif mereka dengan berpedoman pada akibat, dan lagi lagi kehendak
Allah. Akan tetapi, do’a yang aktif yang tidak digunakan untuk ridha
Allah tak akan memberikan keuntungan terhadap orang tersebut di akhirat
meskipun orang tersebut mencapai tujuan tujuannya dari waktu ke waktu
di dunia ini.
Tak ada selain Allah yang kita Mohon Do’a
Dengan ayat yang tertulis dalam Al-Qur’an:
”Hai Nabi! cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang orang mu’min yang mengikutimu, (Q.S Al-Anfaal, 64)
Allah
merupakan yang paling sempurna, Pemilik kekal Kekuasaan. Semua kekuatan
di dunia ini ada di tangan_nya. Jadi permohonan bantuan dan permohonan
maaf harusnya ditujukan hanya kepada Allah, di mana semua orang butuh
dan Allah tidak memerlukan sesuatu pun. Dalam Al-Qur’an disebutkan
bahwasannya salah apabila berdo’a selain kepada Allah dan Allah
merupakan satu-satunya pemilik do’a :
Maka
jangalah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah,
yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di’azab (Surat ash-Syu‘araa’, 213)
Kesimpulan
Do’a
merupakan contoh dari kemurahan Allah dan kasih sayang-Nya terhadap
hamba-Nya, Orang-orang beriman dapat berdo’a kepada Allah setiap saat
dan di setiap kondisi apapun dan mereka merasa damai karena Allah akan
menerima do’a-do’a mereka di saat yang tepat. Dalam hal ini, mereka
dapat menceritakan rahasia terpendam mereka dan keinginan terdalam
mereka kepada Allah, dan hidup dalam kebaikan, kesejahteraan dan
keindahan yang datang dari pemahaman bahwa Allah-lah satu-satunya teman,
petunjuk dan yang akan membantu mereka.
Kita
dapat melihat bahwa rahasia terbesar dalam Allah mewujudkan do’a dalam
kehidupan para Nabi seperti yang telah dikisahkan dalam beberapa contoh.
Terdapat hubungan dalam berdo’a dan menjalankan perintah Allah. Usaha
nyata yang ditunjukkan untuk ridha Allah, belas kasihan dan surga-Nya
merupakan bentuk pengambaan sepenting seperti berdo’a. Allah
menunjukkan dalam Al-Qur’an mengenai pentingnya usaha tersebut:
“Dan
barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah
itu dengan sungguh-sungguh sedang dia adalah mu’min, maka mereka adalah
orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik” (Surat al-Isra’, 19)
Ulama Imam Rabbani menjelaskan hal ini sebagai berikut :
Menginginkan
sesuatu berarti mencapai hal tersebut, Memang, Allah yang Maha Kuasa
tidak membuat hambanya berdo’a untuk sesuatu yang tidak diterima-Nya.
Hambanya yang beriman tahu bahwa usahanya juga merupakan sebuah do’a
tidak hanya berdoa pada saat kesulitan tetapi pada setiap saat oleh
perasaan keberadaan dan ke-Agungan Allah. Mereka memelihara kedekatan
hubungan dengan Allah Yang Maha Kuasa di setiap saat hidup mereka. (Di kutip dr Artikel Harun Yahya)
Jumat, 11 Januari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)