HOME

Sabtu, 20 Desember 2014

Mengisi Waktu Liburan Anak

Liburan sekolah tiba, anak-anak pasti senang. Mereka bisa menghabiskan waktu dengan bebas. Tetapi ada kalanya hal ini juga jadi masalah, karena orang tua tidak punya rencana untuk mengisi liburan sekolah. Bayangkan hampir selama sebulan atau 3 minggu anak libur. Apa jadinya bila tanpa ada kegiatan? Yang biasa terjadi, bangun siang, nonton televisi sepanjang hari, main game, BBM-an, dan kegiatan-kegiatan lain yang kurang manfaatnya. Liburan memang waktunya bersantai, tapi kalau hanya luntang-lantung saja, kok sayang ya waktunya terbuang?

Nah, berikut Ada banyak cara untuk mengisi waktu liburan, agar waktu itu tidak berjalan dan terbuang tanpa anda manfaatnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan saat liburan sekolah antara lain :

1. Rekreasi / Jalan-jalan
Beberapa keluarga sudah punya jadwal liburan, sehingga mereka paling tidak setahun sekali jalan-jalan sekeluarga. Bisa ke luar negeri, di dalam kota, atau di daerah sekitar yang penting tujuan rekreasi tercapai. Jalan-jalan ini banyak manfaatnya, karena anak bisa belajar kebiasaan di suatu tempat, mengenal budaya, merasa rileks dan senang. Jalan-jalan bersama keluarga adalah acara liburan yang paling menyenangkan dan berkesan di dalam keluarga.
2. Berbagi tugas di rumah
Berilah anak tugas secara bergantian, sehingga mereka bisa merasakan beragam tugas, seperti mencuci pakaian, mencuci piring, membersihkan rumah, menyiram halaman, menemani adik, membantu memasak, mencuci mobil dan lain-lain. Kalau ada toko atau pekerjaan yang sekiranya anak sudah bisa, mereka dilibatkan.
3. Membersihkan dan Merapikan Rumah
Di saat sekolah mungkin tidak sempat untuk membongkar lemarinya sendiri, saat liburan bisa digunakan untuk merapikan lemari, rak buku dan barang-barang pribadi anak. Memisahkan barang yang masih dipakai dan harus dibuang. Hal ini juga membuat kamar terasa lapang, barang-barang yang masih bagus, tapi tak terpakai bisa disumbangkan kepada orang lain.
4. Berolah Raga
Masa liburan bisa dimanfaatkan untuk berolah-raga di pagi atau sore hari, atau ngegym dengan lebih teratur. Badan sehat dan tidak malas-malasan saja di rumah.
5. Menambah Ketrampilan
Saat liburan juga dapat digunakan untuk mengambil kursus singkat, seperti berenang, les musik, les menjahit, les komputer, les menyetir dan lain-lain. Pada anak kecil, kita bisa mengajari mereka bermain catur, ular tangga, kartu remi, mewarna dan sebagainya.
6. Bersosialisasi
Memang sekarang berteman bisa melalui sosmed, tetapi bagi anak bermain dengan teman secara langsung ada manfaat yang tak bisa digantikan oleh dunia maya. Anak-anak bisa berkunjung ke rumah teman, atau mengundang teman ke rumah. Bermain masak-masakan, sekolah-sekolahan, bermain boneka, bersepeda bersama itu baik sekali untuk mengembangkan sikap bersosialisasi.
7. Bercocok Tanam
Bagi anak yang kurang sabaran, kegiatan bercocok tanam sangat berguna sekali karena melatih kesabaran. Ajak anak menanam dari mulai bibit, sehingga dia bisa mengamati mulai dari tumbuh tunasnya dan harus menyirami setiap hari, mengamati pertumbuhannya beserta permasalahannya.
8. Menyalurkan Hobi
Waktu liburan juga menjadi kesempatan untuk menyalurkan hobi, seperti melukis, menulis, bermain musik berolah raga, mendaki gunung dan lain-lain. Apabila hobi itu bisa diasah untuk menjadi lebih berkembang maka inilah kesempatan untuk mengasah.
9. Bersilahturahmi ke rumah kerabat
Saat ini mulai jarang keluarga saling berkunjung, padahal anak-anak juga perlu mengenal kerabat dari ayah dan ibunya. Budaya saling berkunjung juga mengajari mereka jika kelak sudah berkeluarga agar masih menjaga hubungan silahturahmi dengan kerabat.
10. Mendapatkan Penghasilan
Meskipun masih anak-anak, mereka juga bisa mendapat penghasilan. Bukan dipekerjakan lho! Tetapi dari bakatnya, sebagai penari, pemain musik atau menjual hasil karyanya. Di saat liburan waktu menjadi lebih longgar untuk mereka berkreativitas sekaligus mendapatkan penghasilan. Bukan penghasilannya yang terpenting, tetapi kesempatan mendapatkan pengalaman ini sangat bermanfaat bagi anak.
Tentunya masih ada banyak hal yang bisa dilakukan anak-anak untuk mengisi waktu liburan mereka. Orang tua bisa mengarahkan mereka untuk dapat mengisi waktu liburannya dengan lebih bermanfaat, yang terpenting waktu liburan perlu diisi dengan hal-hal yang positif dan membuat anak tidak bosan serta tetap sehat semasa liburan.
Hati-hati untuk orang tua yang bekerja dan anak di rumah tanpa pengawasan. Di saat liburan mereka, tidak punya kegiatan. Di zaman sekarang ini pergaulan anak-anak bisa mengundang bahaya, seperti narkoba dan pornografi yang sudah dikenal anak-anak SD sekalipun. Lebih baik mereka mempunyai kegiatan yang positif selama liburan sekolah, karena akan bermanfaat bagi anak itu sendiri dan menghindarkan anak dari hal-hal yang negatif.
+ Semoga bermanfaat dan bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik2nya +


Share : http://haritsridwan.blogspot.com/ 
Tagg: Edukasi

Sabtu, 13 Desember 2014

Sebab-Sebab Malas Beribadah

Hal apa sajakah yang dapat membuat seseorang malas beribadah..?? 
Berikut sedikit ulasannya... 
1. Bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
Sebab pertama dari beberapa sebab yang menjadikan seorang malas dalam beribadah adalah bergelimang dalam dosa dan maksiat. Sufyan Ats-Tsauri pernah menuturkan, “Saya pernah tidak bisa menjalankan shalat tahajjud selama 5 bulan. Hanya karena 1 dosa yang dulu aku lakukan.” (atau ucapan yg senada).
Nah, bagaimana dengan kita?
Seorang muslim yang bergelimang maksiat dan terkhusus dosa kecil yang sering diremehkan dan dilupakan kebanyakan manusia adalah salah satu sebab lesu, malas dan meremehkan ibadah dan ketaatan. Jika seorang malas beribadah, maka ia terancam dengan kemurkaan Alloh. Tahukah Anda, apa kemurkaan Allah tersebut ?
Sungguh Alloh akan melenyapkan manisnya iman, tidak mengaruniakan kepadanya kelezatan dalam ketaatan. Inilah murka Alloh yang akan menimpanya, selanjutnya ia tidak mampu mengerjakan ketaatan dan ibadah, padahal meraih ketaatan dan ibadah adalah sebab meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu Allohu subhanahu wata’ala berfirman
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy-Syura:30)
Maka dari itu, hendaklah seorang muslim menjauhi perbuatan maksiat dan dosa-dosa kecil yang dianggap remeh. Oleh sebab itu jauh hari Rasululloh Shollalahu a’alaihi wassalam mengingatkan kita dengan sabdanya,
“jauhilah dosa-dosa kecil, karena jika ia bertumpuk-tumpuk pada seseorang, maka ia akan mencelakakan orang tersebut.”
Jauhilah segala dosa kecil dan besar itulah ketaqwaan, jadilah engkau seperti orang yang berjalan di atas jalan berduri yang selalu waspada, janganlah engkau meremehkan dosa kecil, karena sebuah gunung itu tersusun dari batu-batu kecil
 2. Tidak Faham Tentang Urgensi Ibadah
Sebab kedua yang membuat seseorang malas mengerjakan ketaatan dan ibadah adalah melupakan urgensi ibadah. Diantara bentuk kelalaian seseorang adalah melupakan dirinya bahwa ia adalah mahluk yang lemah, hanya karena kehendak dan kekuatan Alloh sajalh ia menjadi kuat dalam menjaga dan mengerjakan ketaatan dan ibadah.
Seorang muslim harus mengetahui dan memahami bahwa beribadah dan beramal shalih adalah sebab dan inti mendapatkan bantuan dan pertolongan Alloh, sesungguhnya tekun mengerjakan amal shalih adalah cara meraih pertolongan Alloh subhanahu Wata’ala
Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-ankabut:69).

3. Melupakan Kematian
Diantara sebab malas dalam beribadah adalah melupakan kematian dan kejadian-kejadian setelahnya. Wahai saudaraku, sungguh melupakan kematian dan kesulitan-kesulitan setelahnya adalah penyebab seseorang malas untuk beribadah, taat dan malas beramal shaleh.
Sungguh seorang yang melupakan kematian dapat dipastikan ia akan malas beribadah, maka dari itu bagi setiap muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak mengingat penghancur (pemutus) segala kenikmatan. Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.”(QS. Ali Imran : 185)
Ya, Kematian adalah obat bagi orang yang panjang angan-angan, orang yang keras hatinya dan yang banyak dosa. Oleh sebab itu Rasulullah Shollalahu ‘alaihi Wasallah bersabda “perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan.”
4. Tidak Tahu Besarnya Pahala Suatu Ibadah
Wahai sahabat2ku...
Diantara sebab malas beribadah dan malas mengerjakan ketaatan adalah tidak tahu besarnya pahala suatu ibadah. Sungguh tidak mengetahuinya adalah sebab malas melakukan ibadah dan ketaatan, jika seseorang mengetahui besarnya suatu ibadah, niscaya ia akan rajin mengerjakannya.
Maka dari itu, aku wasiatkan kepada kalian wahai kaum muslimin… hendaklah bersungguh-sungguh untuk memahami keutamaan ibadah dengan membaca buku-buku yang menjelaskan akan keutamaan dan ganjaran ibadah itu. Karena jika seseorang mengetahui keutamaan dan besarnya pahala suatu ibadah ia akan bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah.
5. Berlebih-lebihan Dalam Hal Yang Mubah
Diantara sebab malas mengerjakan ibadah dan ketaatan adalah berlebih-lebihan dalam perkara mubah. Yaitu dalam hal makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan serta yang lainnya. Seluruhnya adalah penyebab malas beribadah, karena berlebih-lebihan dalam hal tersebut dapat menyebabkan lesu, ingin mudah istirahat dan tidur.
Berlebih-lebihan dalam perkara mubah seperti dalam makanan dan minuman adalah penyebab kerasnya hati. Karena hati akan bersih dan lembut jika dalam kondisi lapar dan sedikit makan dan hati akan menjadi keras jika dalam kondisi kenyang, hal ini adalah sunnatulloh yang tidak pernah berubah. Celakalah orang yang keras hatinya dan tidak ingat Alloh. Bahkan seorang muslim yang bersungguh-sungguh dalam beribadah, mengerjakan kebaikan dan ketaatan bahkan bercapek-capek mengerjakan sholat tahajud pun tidak akan merasakan lezat dan manisnya ibadah jika berlebihan dalam perkara mubah tersebut.
Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata “Banyak mengkonsumsi makanan adalah sebuah penyakit yang akan menimbulkan keburukan, banyak makan dapat menjerumuskan anggota badan untuk melakukan maksiat, dan berat untuk melakukan ketaatan. Maka cermatilah keburukan ini.”
 Wallohu ‘alam Bisshawab